Ilustrasi: Google Earth |
TEMPO.CO , Jakarta:Tim investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menduga anggota TNI menjadi pelaku penembakan warga sipil di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, pada Senin, 8 Desember 2014. Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, menemukan beberapa fakta yang memperkuat dugaan itu.
Pertama, saksi yang melihat ciri-ciri penembak mendeskripsikan mereka bukan orang asli Papua. Natalius mengatakan penembak berkulit sawo matang. "Bukti ini mengarah bahwa penembak adalah pendatang dari luar Papua," kata Natalius ketika dihubungi Tempo pada Senin, 16 Desember 2014.(Baca:Penembakan Paniai Diselesaikan Secara Adat )
Natalius mengatakan pendatang dari luar Papua umumnya tidak memiliki senjata. "Pendatang yang memiliki senjata hanya anggota TNI atau polisi," kata dia.
Selain itu, kecurigaan juga muncul dari kendaraan yang digunakan oleh sekitar 5 orang penyerang itu. "Mobil yang mereka gunakan menggunakan plat B, dari Jakarta," kata dia.
Sebelumnya, terjadi bentrok antara warga dan polisi di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, pada Senin, 8 Desember 2014. Bentrok ini menyebabkan tewasnya lima warga dan belasan orang terluka. Bentrokan bermula ketika sebuah sepeda motor melewati pos polisi. Pengendara ditegur karena lampu sepeda motor tidak berfungsi. (Baca:Hari HAM, PBB Soroti Indonesia dan Thailand )
Teguran itu menyakiti hati pengendara. Mereka lalu berteriak akan memanggil teman-teman satu kampung. Tidak lama kemudian, puluhan warga menyerang dan membakar kantor kepolisian, Koramil, dan kantor KPUD yang letaknya berdekatan. "Karena polisi berada dalam situasi mendesak, tidak mampu mengamankan warga, lalu melepaskan tembakan," kata Menteri Politik, Hukum, dan Kemanan, Tedjo Edhi Purdijatno b eberapa waktu lalu.
Polisi yang melepas tembakan itu, kata Tedjo, masih diselidiki. "Polda Papua sudah menurunkan tim khusus untuk menyelidiki ini. Yang menembak tentu akan kena sanksi," kata Tedjo.
PAMELA SARNIA
Sumber: TEMPO
0 Response to "Komnas HAM: Anggota TNI Penembak Warga Paniai"
Post a Comment