Home with right posts

Berita Papua

Slider right list post

Berita Internasional

BAWA LILIN UNTUK MENGABDI



Cerita itu sangat membosanakan jika dibaca, tetapi cerita itu terasa asik jika kita mendengar dari seseorang.

Panasnya terik mentari membakar tubuh anak manusia, abu jalan seakan menjadi teman dalam langka kakinya, di jalan menyusuri trotoar memegang lilin di tangannya menuju pasar yang tidak jauh dari rumah.

Lilin yang di bawanya di tangan dinyalakan dari dalam kamar rumahnya dan memegangnya di tangan menuju pasar yang hanya beberapa meter dari rumahnya itu.

Siang itu tidak seperti biasanya, padahal saat siang pasar itu sunyi hanya terlihat penjual, tetapi yang kali ini beda, banyak orang berlalu lalang kesana kemari mencari apa yang ingin mereka beli di pasar itu, apalagi barang-barang yang sudah diturunkan dan dijual dengan murah-murah bahkan hari liburan, kantor-kantor ditutup, sekolah-sekolah ditutup.

Libur saat ini membuat kabanyakan orang bersenang-senang, ada yang pergi ke pante, ada juga yang pergi ke toko-toko dan mol, ada juga yang ke pasar. siang ini pasar tersebut ditutup dengan keramaian manusia.

Bocah yang tadi itu sudah tiba di pasar dengan lilin yang dipegang itu, lilin itu masih belum juga terpadam dari tangan bocah itu, nyala api dari tangannya masih membakar lemak lilin dan benang pada lilin itu dengan cepat.

Sesampainya di pasar itu boca tersebut berkeliling pasar tersebut dengan mememang lilin di tangannya yang masih menyala. Sudah berapa kali ia keliling pasar itu.

Mata-mata orang yang berkunjung dengan ramai di pasar itu memperhatikan boca tersebut, ada juga yang ingin menegurnya karena boca itu membalikan pakaian seakan mencari seseorang  bahkan di bawah meja jualan mama papua pun boca itu meluhurnya dan memperhatikan dengan seksama maupun mengamati semua barang di bawah meja itu dengan teliti.

Di situ ada seorang pemuda yang lewat lalu ia mengajukan pertanyaan, "hei..hei.. bocah Kecil apa yang engkau cari…? Untuk apa pula menyalakan lilin…? Tidak cukupkah dengan cahaya matahari…?"

Boca itu membalikan mukanya perlahan seakan memandang siapa yang menegur atau menanyakan apa yang sedang boca itu lakukan, ketika boca itu mengetahui orang yang menegur atau menanyakan dengan mata yang mengacah dan pipihnya yang manis wajah hitan manis bocah tersebut menjawab pertanyaannya dengan dengan nada pelan. “Aku sedang mencari Seorang Manusia Sejati”. Pemuda yang memberikan pertanyaan tersebut terhanyut dalam tertawanya mendengar jawaban dari bocah itu karena pemuda itu merasa aneh atau lucu dengan pernyataan bocah tersebut.

Bocah tersebut bertanya-tanya dengan kebingunannya, pemuda ini kenapa…? Apakah Pernyataanku ini membuatnya Lucu…? Ataukah jawabanku Ini aneh baginya…?.

Selagi bocah itu terhanyut dalam lamunan pekiran dan dalam bingun dengan berbagai petanyaannya itu pemuda tersebut  berkata. “pasar ini penuh dengan manusia sejati apa yang engkau cari lagi bocah kecil".

Pernyataan pemuda tersebut seakan membangunkan bocah itu dari tidurnya dari lamunan pikiran pertanyaan itu, bocah itu kembali menjawab pernyataan dari pemuda itu. “Aku mencari Ia yang mampu mempertahankan kemanusiaan dalam dua keadaannya”.

Pemuda itu kembali bertanya dengan penasaran mendengan jawaban boca mengatakan dua keadaan. “Keadaan apa itu…?" Boca tersebut lansung menjawabnya dengan semangat. “Dalam keadaan marah” dan “Dalam keadaan lapar”.

Pemuda tersebut tidak mau kalah, kembali pemuda itu bertanya, “Katakan apa yang akan kau katakan jika bertemu dengan seorang manusia sejati itu…?".

Bocah tersebut menjawabnya dengan hati yang lapang, membuka seluruh tubuh, pikirannya dan jiwanya lalu berkata, ketika aku menemukan Manusia yang sedang aku Cari itu “Aku akan mengabdi seumur hidup untuk selamanya”. Mendengar pernyataan itu pemuda tersebut diam dan mengikuti boca tersebut untuk mencari manusia sejati tersebut. Entah sampai kapan kita akan mencari sama-sama sampai kita mendapatkan manusia sejati itu kata pemuda tersebut. Bersambung.

Semoga cerita ini bermanfaat untuk kawan-kawan semua, kita yang sedang mancari manusia sejati, yang bisa membebaskan menusia lain dari penjajahan, pembunuhan, ancaman dunia yang selalu kita hadapi. Dan pemusahan bangsa penjajah di atas tanah papua barat

Oleh : Desederius Hendrik Jhon Goo.
TK Nuri Manis Nabire West Papua 29 Mei 2014

wdcfawqafwef

Suara Mahasiswa